- Indikator akumulatif, yang menyimpan polutan di dalam tubuhnya tanpa ada perubahan nyata dalam sistem biologisnya;
- Indikator responsif, yang bereaksi melalui perubahan sel atau gejala-gejala visual kerusakan (pada jaringan, organ, sistem faal) setelah mengalami paparan zat berbahaya dalam jumlah dan kurun waktu tertentu.
Lingkungan pesisir merupakan daerah pertemuan antara sistem terestrial dan oseanik, yang di dalamnya berlangsung interaksi kompleks, rumit, dan dinamis secara fisik, kimia, dan biologi. Dengan demikian, dampak (positif dan) negatif dari kegiatan di darat maupun laut dapat masuk ke lingkungan pesisir. Zat-zat beracun dan logam berbahaya yang berasal dari pencemaran laut maupun kesedimen yang lebih lanjut lagi, akan masuk jejaring makanan melalui remobilisasi oleh akar tanaman dan organisme bentik/pemakan bentik. Di lingkungan pesisir, moluska hidup sebagai hewan bentik (menetap di dasar perairan) yang memakan fitoplankton dan detritus melalui mekanisme penyaringan (filter feeding). Dengan demikian, moluska berperan sebagai mata rantai esensial dalam jejaring makanan lingkungan pesisir karena memiliki dualisme peran ekologis, yaitu sebagai herbivor (yagiatan-kegiatan di darat, seperti persawahan intensif, industri, dan buangan rumah tangga, selanjutnya digolongkan menjadi polutan organik (DDT, PAH, PCB, PCDD, PCDF) dan anorganik (Cd, Cu, Fe, Mn, Pb, Se, Zn). Sebagian besar dari polutan kemudian didepositkan di dalam ng menghubungkan produsen dengan konsumen selanjutnya, bahkan top predator) dan di saat bersamaan sebagai detritivor (memakan detritus). Selain berdasarkan pendekatan jejaring makanan, moluska merupakan indikator biologis yang ideal karena beberapa hal berikut ini:
- Moluska merupakan organisme yang tersebar luas dalam jumlah melimpah di lingkungan pesisir di seluruh dunia.
- Moluska, terutama yang hidup di lingkungan pesisir, memiliki rentang distribusi yang luas di dalam dan antar benua. Bahkan ada sejumlah spesies dan genus yang kosmopolitan (misalnyaMytilus M. edulis, M. galloprovincialis), sehingga memungkinkan untuk survei skala geografis (geographical large scale surveys). -
- Sejumlah spesies moluska merupakan spesies kunci (key species) dari fungsionalitas ekosistem pesisir, sehingga apabila
- accumulate the pollutant without suffering mortality, 2. be sedentary,
- be sedentary,
- have a life span sufficiently long to allow for the sampling of more than one year class,
- be abundant in the study region,
- be large enough to allow adequate tissue samples for analysis,
- be easy to sample and hardy enough to be maintained in the laboratory,
- tolerate brackish water,
- exhibit a high metal concentration factor,
- have a simple correlation between the metal concentration of the organism and the average metal concentration in the surrounding water,
- exhibit the same correlation between their metal content and that of the surrounding water for all locations studied under all biotic and abiotic conditions. C. fluminea fits the first seven of these criteria (Cherry et at. 1980, Rodgers et al. 1980, Graney et al. 1983).
PUSTAKA: McCaulou T, WJ Matter & OE Maughan. 1994. Corbiculae fluminea as a Bioindicator on The Lower Colorado River. University of Arizona. http://orion.cr.usgs.gov/dec_reports 115/report.html (9 of 42) [10/17/2000 1:17:16 PM]