Selasa, 02 Desember 2008

Budidaya Udang Vannamei Pola Tradisional Plus

Laporan: Wahyu Safitri / Editor: Eko J. Saputra

BANDARLAMPUNG-Udang Vannamei (Lipotenaeus Vannamei) merupakan salah satu jenis udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak dimintai. Karena memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhnannya cepat sintasan selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan rendah. Namun pembudidayaan udang yang modalnya terbatas masih menganggap bahwa udang Vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidaklah sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukkan bahwa udang jenis ini juga dapat diproduksi dengan pola tradisional.

Dan inilah yang dikenalkan di anjungan Pesawaran dalam Pameran Pembangunan 2008 ini. Dijelaskan Humas Anjungan Pesawaran Iman Saputra kalau pembudidayaan yang dilakukan secara tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal. “Teknologi yang tersedia saat ini masih untuk pola intensif dan semiintensif, padahal luas areal pertambakan di Indonesia yang mencapai 360.000 ha , 80 persen digarap oleh petambak yang kurang mampu,” kata Imam kepada Rakyat Lampung, kemarin.

Informasi terkhnologi pola tradisional plus untuk budi daya udang Vannamei sampai saat ini masih terbatas. Diharapkan dengan adanya penjelasan di anjungan Pesawaran ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkan budi daya udang Vannamei pola tradisional plus. Tahap pertama proses pengeringan atau pengelolaan tanah dasar, kedua pemberantasan hama, ketiga pengapuran dan pemupukan dan yang keempat pengisian air. Baru dilanjutkan dengan penebaran benih, pemeliharaan dan panennya yang pasti ditunggu penambak. “Untuk panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur pemeliharaan 100-110 hari. Perlakuan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomite dan yang tak kalah penting mempertahankan ketinggian air,” tambahnya. (*)

2 komentar:

udin mengatakan...

Saya petambak yang berada di Lamongan Jawa Timur, saya telah mencoba pupuk organik yang disarikan dari praktek nyata dan ternyata hasilnya lumayan, namanya NUTRIMAX, usia panen di tempat saya rata-rata 40 - 60 hari.
Kali aja bisa dicoba di daerah lain.

udin mengatakan...

untuk info lebih jelas bisa email ke charade_fud@yahoo.com